BAB
V
HASIL
PENELITIAN
Berdasarkan
penelitian yang telah peneliti laksanakan selama 6 minggu terhitung dari
tanggal 1 Juni s/d 15 Juli 2012, maka dalam BAB ini akan disampaikan hasil
penelitian yang didahului oleh gambaran umum lokasi penelitian dan karakteristik
responden penelitian.
5.1. Gambaran Lokasi Penelitian
5.1.1. Batas
Wilayah RSU Provinsi NTB
a.
Batas Utara : Jalan Pariwisata
b.
Batas Selatan : Jalan Pejanggik
c.
Batas Timur : Jalan Harimau
d.
Batas Barat : Jalan Kemerdekaan
5.1.2. Informasi
Rumah Sakit Umum Provinsi NTB
a.
Nomor kode RSUP : 52 71 010
b.
Alamat : Jalan Pejanggik no. 6 Mataram Tlp. (0370)
623876, 635632, Fax. (0370) 621345.
c.
Status kepemilikan : Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat.
d.
Tipe rumah sakit : B
(Pendidikan), Kep. Menkes. RI. NO. 13/MENKES/SK/I/2005.
e.
Jumlah tempat tidur : 292 Tempat tidur
f.
Jumlah sumber daya manusia : 870
(PNS: 862 orang, PTT/ honor daerah: 8 orang)
(Sumber : Sub Kepegawaian RSUP NTB,
2011).
5.1.3. Sejarah
RSU Provinsi NTB
Bangunan gedung yang digunakan
sebagai rumah sakit berasal dari perubahan gedung peninggalan Belanda yang
didirikan sekitar tahun 1915, terletak di tengah Kota Mataram di atas tanah
seluas 1,25 hektar yang awalnya merupakan gedung sekolah dasar (HIS). Pada
zaman Jepang digunakan sebagai tempat pendidikan sekolah menengah Tji Gako dan
sekolah guru (KYO IN dan SI HANG GAKO). Setelah Indonesia Merdeka tidak lagi
sebagai tempat pendidikan tetapi sebagai tempat Palang Merah Indonesia kemudian
menjadi rumah sakit dengan nama Rumah Sakit Beatrix. Antara tahun 1947-1948
baru berganti nama menjadi Rumah Sakit Umum Mataram dan menjadi bagian dari
Dinas Kesehatan Rakyat Daerah Lombok. Pada masa itu bangunan gedung ditambah
lagi sesuai dengan kebutuhan. Pada tahun 1959 Daerah Nusa Tenggara Barat dibagi
menjadi Kabupaten (Daerah Swatantra Tingkat II). Rumah sakit menjadi milik
Daerah Lombok Barat.
Surat keputusan Gubernur kepala
daerah tingkat I Nusa Tenggara Barat No. 448/Pem.47/5/151 tanggal 5 November
1969 mengubah status rumah sakit umum Mataram yang dikelola pemerintah
kabupaten daerah provinsi Nusa Tenggara Barat. Hal ini berjalan sampai sekarang
namun lebih dikenal dengan nama “Rumah Sakit Umum Provinsi NTB”.
Tahun 2005 RSU Mataram berubah tipe
dari tipe B menjadi tipe B Pendidikan sesuai SK Menkes no. 13/Menkes/SK/I/2005
berdasarkan peraturan Gubernur no. 18/2006 RSU Mataram menjadi RSUD Mataram.
Ditahun 2007 telah dimulai
peletakan batu pertama pembanganan relokasi RSUP NTB secara bertahap di
Kelurahan Dasan cermen Kota Mataram dengan luas area 122.416 m2, dengan
kapasitas menjadi 500 tempat tidur. Total tempat tidur nantinya akan menjadi
786 tempat tidur. Pada saat yang sama dicanangkan oleh Gubernur bahwa RSUP NTB
yang lama akan menjadi Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak dibawah kesatuan RSUP
NTB.
Pada Tahun Anggaran 2011 RSUP NTB
menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD).
5.1.4. Maket
Pengembangan RSUP-NTB (Relokasi), 2007-2011.
a. Gedung
H1 (Main Hall) Lantai 2
Gedung ini dibangun pada tahun 2007
dan 2008 terdiri dari 2 lantai sumber dan dari APBD, realisasi fisik 100%.
b. Gedung
F lantai 2 (instalasi Rawat Jalan)
Gedung ini mulai dibangun pada
tahun 2007, 2008, dan 2011 terdiri dari 2 lantai sumber dana dari APBN,-
realisasi fisik 100%
c. Gedung
H2 Lantai 4 (Diagnostic Center)
Gedung ini mulai dibangun pada
tahun 2008 s/d 2011 terdiri dari 4 lantai sumber dana APBD – dan bantuan PT.
Newmont Nusa Tenggara – realisasi fisik 100%.
d. Gedung
Instalasi Gawat Darurat
Gedung ini dibangun pada tahun 2007
dan 2011 terdiri dari 2 lantai sumber dana dari APBN – realisasi fisik 100%
e. Gedung
K Instalasi Rawat Inap Lantai 3 (Kelas II dan III)
Gedung ini dibangun pada tahun 2011
sumber dana dari APBD,- terdiri dari 3 lantai realisasi fisik 100%
diperuntukkan bagi pasien rawat inap kelas II dan III.
5.1.5. Visi
Misi RSUP NTB
a.
Visi : Menjadi Rumah Sakit Rujukan yang
unggul dalam pelayanan Pendidikan dan Penelitian di Indonesia Timur Tahun 2013.
b.
Misi :
1) Memberikan
pelayanan kesehatan yang unggul dan berkualitas secara profesional, selaras
dengan perkembangan ilmu dan teknologi kesehatan.
2) Mengembangkan
pelayanan kesehatan yang terintegrasi dalam program pembangunan kesehatan di
Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Sistem Kesehatan Nasional.
3) Menyiapkan
sumber daya yang unggul untuk menunjang pelaksanaan pelayanan pendidikan,
pelatihan dan penelitian kesehatan.
4) Mengembangkan
sistem menejemen dan admisistrasi rumah sakit untuk menunjang pelayanan.
5.1.6. Direksi
RSUP NTB
a.
Direktur : dr. H. Mawardi
Hamry,
MPPM.
b.
Wakil direktur umum dan keuangan : dr. Elih Sukaryatin
c.
Wakil direktur bidang pelayanan medik : dr. H. L. Ahmadi Jaya,
Sp.PD.
5.1.7. Instalasi-Instalasi
yang ada di RSUP NTB
a. Instalasi
Sistem Informasi Manajemen RS
b. Instalasi
Sterilisasi Sentral dan Binatu
c. Instalasi
Pemeliharaan Sarana RS
d. Instalasi
rekam Medik
e. Instalasi
Kesehatan Lingkungan
f. Instalasi
Bedah Sentral
g. Instalasi
Rawat Darurat
h. Instalasi
Rawat Intensif
i.
Instalasi Rawat Inap
j.
Instalasi Rawat Jalan
k. Instalasi
Anastesi dan Reanimasi
l.
Instalasi Keterapian Fisik dan
Rehabilitasi Medik
m. Instalasi
Gizi
n. Instalasi
Farmasi
o. Instalasi
Forensik dan pemulasaran Jenazah
p. Instalasi
Pelayanan Darah
q. Instalasi
Radiologi
r.
Instalasi Laboratorium klinik
s. Instalasi
Litbangkes
t.
Instalasi Patologi Klinik
5.2. Hasil Penelitian
5.2.1 Karakteristik
responden
Responden dalam penelitian ini
adalah semua pasien pre operasi apendisitis yang diambil dengan teknik accidental sampling selama penelitian
ini dilakukan di RSU Provinsi NTB tahun 2012 dalam waktu 6 minggu yang terbagi
dalam 3 bangsal tempat penelitian yakni bangsal Seruni, Kenanga, dan Flamboyan
dengan jumlah sampel sebanyak 13 sampel.
Dari hasil pengumpulan data
diperoleh gambaran umum sebagai berikut :
a. Distribusi
responden berdasarkan jenis kelamin.
Tabel 5.1 Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin
pada pasien pre operasi apendisitis di RSU Provinsi NTB tahun 2012 (n=13).
No
|
Jenis Kelamin
|
Frekuensi
|
Persentase
(%)
|
1
|
Laki-laki
|
8
|
61,53
|
2
|
Perempuan
|
5
|
38,46
|
Jumlah
|
13
|
100
|
(Sumber : Data primer)
Tabel di atas menunjukkan bahwa
61,53% responden penelitian berjenis kelamin laki-laki atau sebanyak 8 orang,
jumlah responden penelitian berjenis kelamin perempuan sebanyak 5 orang atau
sekitar 38,46 %.
b. Distribusi
responden berdasarkan jenjang pendidikan.
Tabel 5.2 Distribusi responden berdasarkan jenjang
pendidikan pada pasien pre operasi apendisitis di RSU Provinsi NTB tahun 2012
(n=13).
No
|
Jenjang pendidikan
|
Frekuensi
|
Persentase (%)
|
1
|
Sekolah Dasar (SD)
|
2
|
15,38
|
2
|
SMP
|
3
|
23,07
|
3
|
SMA
|
4
|
30,76
|
4
|
Perguruan Tinggi
|
4
|
30,76
|
Jumlah
|
13
|
100
|
(Sumber : Data primer)
Dari tabel di atas dapat dilihat
karakteristik responden berdasarkan jenjang pendidikan SD sebanyak 2 orang
(15,38%), jenjang pendidikan SMP sebanyak 3 orang (23,07%), jenjang pendidikan
SMA dan Perguruan Tinggi masing-masing sebanyak 4 orang (30,76%).
c. Distribusi
responden berdasarkan tingkat dukungan keluarga.
Tabel 5.3 Distribusi responden berdasarkan tingkat
dukungan keluarga pada pasien pre operasi apendisitis di RSU Provinsi NTB tahun
2012 (n=13).
No
|
Tingkat Dukungan Klg
|
Frekuensi
|
Persentase (%)
|
1
|
Kurang
|
0
|
-
|
2
|
Cukup
|
0
|
-
|
3
|
Baik
|
10
|
76,92
|
4
|
Sangat baik
|
3
|
23,07
|
Jumlah
|
13
|
100
|
(Sumber : Data sekunder)
Dari tabel di atas dapat
diidentifikasi bahwa tidak ada reponden penelitian yang memiliki tingkat
dukungan keluarga kurang dan cukup, sebanyak 10 responden memiliki dukungan
keluarga tingkat baik atau sekitar 76,92% dan responden yang memiliki dukungan
keluarga sangat baik sebanyak 3 orang atau sekitar 23,07%.
d. Distribusi
responden berdasarkan tingkat kecemasan.
Tabel 5.4 Distribusi responden berdasarkan tingkat
kecemasan pada pasien pre operasi apendisitis di RSU Provinsi NTB tahun 2012
(n=13).
No
|
Tingkat
Kecemasan
|
Frekuensi
|
Persentase
(%)
|
1
|
Tidak
Cemas
|
0
|
-
|
2
|
Cemas
ringan
|
6
|
46,15
|
3
|
Cemas
sedang
|
5
|
38,46
|
4
|
Cemas
berat
|
2
|
15,38
|
5
|
Panik
|
0
|
-
|
Jumlah
|
13
|
100
|
(Sumber : Data sekunder)
Dari tabel di atas dapat diidentifikasi
tingkat kecemasan yang dialami oleh 13 responden penelitian dengan tingkat
cemas ringan sebanyak 6 orang (46,15%), cemas sedang sebanyak 5 orang (38,46%),
cemas berat sebanyak 2 orang (15,38%), dan tidak ada responden yang mengalami
panik serta tidak ada responden yang tidak mengalami cemas pre operasi
apendisitis.
e. Hubungan
dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pada pasien pre operasi apendisitis
di RSU Provinsi NTB tahun 2012.
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan, maka dapat terlihat hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat
kecemasan pada pasien pre operasi apendisitis di RSU Provinsi NTB tahun 2012
pada cross tabel berikut ini :
Tabel 5.5 Distribusi silang dukungan
keluarga dengan tingkat kecemasan pada pasien pre operasi apendisitis di RSU
Provinsi NTB tahun 2012
Dukungan Keluarga
|
Tingkat Kecemasan
|
Total
|
Tidak
Cemas
|
Cemas
Ringan
|
Cemas
Sedang
|
Cemas
Berat
|
Panik
|
N
|
%
|
n
|
%
|
n
|
%
|
n
|
%
|
n
|
%
|
n
|
%
|
Kurang
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Cukup
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Baik
|
-
|
-
|
4
|
30,76
|
4
|
30,76
|
2
|
15,38
|
-
|
-
|
10
|
76,90
|
Sangat Baik
|
-
|
-
|
2
|
15,38
|
1
|
7,69
|
-
|
-
|
-
|
-
|
3
|
23,07
|
Jumlah
|
-
|
-
|
6
|
46,14
|
5
|
38,45
|
2
|
15,38
|
-
|
-
|
13
|
100
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
(Sumber : Data sekunder)
Berdasarkan tabel di atas, jumlah
dan persentase responden dengan dukungan keluarga kategori baik sebanyak 10
orang (76,90%) dimana responden yang mengalami cemas ringan sebanyak 4 orang
(30,76%), cemas sedang sebanyak 4 orang (30,76%), dan cemas berat sebanyak 2
orang (15,38%). Sedangkan jumlah dan persentase untuk responden dengan dukungan
keluarga kategori sangat baik sebanyak 3 orang (23,07%) dimana responden yang
mengalami cemas ringan sebanyak 2 orang (15,38%) dan yang mengalam cemas berat
sebanyak 1 orang (7,69%). Tidak ada responden penelitian yang memiliki dukungan
keluarga kategori kurang dan cukup, serta tidak ada responden penelitian yang
mengalami panik dan tidak mengalami cemas.
Dari hasil uji statistik Rank Spearman (rs), didapatkan hasil hitung rs = 0,506 lebih besar dari rt (n = 13) pada taraf α = 0,05 yaitu
0,475 yang berarti bahwa terdapat hubungan signifikan antara dukungan keluarga
dengan tingkat kecemasan pada pasien pre operasi apendisitis di RSU Provinsi
NTB tahun 2012.